quotesfromtopinsurers.comĀ – Pemerintahan Kabupaten Lebak membudgetkan Rp10 miliar untuk program makan yang bergizi gratis (MBG) dari Peruntukan Penghasilan Berbelanja dan Wilayah (APBD) 2025.
“Bujet program MBG itu sama sesuai instruksi Pemerintahan Propinsi Banten dengan membagikan 2 % dari sasaran penghasilan asli wilayah (PAD) 2025 sejumlah Rp10 miliar,” kata Kepala Tubuh Keuangan dan Asset Wilayah (BKAD) Kabupaten Lebak Halson Nainggolan di Lebak, Jumat.
Pemerintahan Kabupaten Lebak menyiapkan panduan tehnis (juknis) program MBG dengan membagikan bujet Rp10 miliar untuk 225.055 pelajar.
Dilansir dari media situs myleadblog.com, program MBG yang digelontorkan Presiden Prabowo Subianto diharap berpengaruh positif pada kesehatan dan kepandaian anak sekolah.
Disamping itu menjadi investasi masa datang dalam membuat Indonesia Emas 2045 hingga diharap bisa turunkan angka malanutrisi, kurangi kebiasaan stunting dan nutrisi jelek.
Karena ada program MBG, pemerintahan mengharap sanggup percepat perolehan sasaran pembangunan manusia yang memiliki daya saing dan membuat angkatan unggul dan berkualitas di masa datang.
Angkatan unggul dan berkualitas diharap diwujudkan jika siswa wajib konsumsi makanan bergizi dan berprotein.
“Kita optimis program MBG berjalan mulus karena telah dilaksanakan pembahasan lebih masak, termasuk pendistribusian bujet,” kata Halson.
Sekretaris Dinas Pendidikan Lebak Maman Suryaman menjelaskan target siswa yang memperoleh program MBG terdaftar sekitar 225.055 orang terbagi dalam 33.245 siswa PAUD/TK, 142.578 pelajar Sekolah Dasar (SD) dan 50.232 pelajar Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Demikian itu untuk ibu menyusui dengan diputuskan pemerintahan pusat sejumlah Rp10.000 per jatah.
“Kami mengharap program MBG itu selekasnya diwujudkan, karena di wilayah lain telah diaplikasikan,” kata menerangkan.
Dalam pada itu, Kepala SDN 4 Rangkasbitung Barat Kabupaten Lebak Nengsih menjelaskan pelajar di sini menyongsong baik program MBG, sebab bisa tertolong tercukupi mengonsumsi makanan yang memiliki kandungan nutrisi dan protein.
“Kami yakini pelajar suka dan bisa memperhitungkan anak putus sekolah,” kata Nengsih.*