quotesfromtopinsurers.com – Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) menginspeksi tempat-area hilir sungai di Propinsi Jawa Barat pada Kamis (6/3) dan temukan beberapa sangkaan pelanggaran hukum lingkungan, yang diyakinkan berperan pada banjir yang terjadi belakangan ini di Jakarta dan beberapa daerah disekelilingnya sepanjang 2 hari paling akhir.
KLHK memasangkan empat papan pemantauan lingkungan di beberapa lahan yang perannya sudah diganti, hingga tidak bisa meredam air. Beberapa pemilik tempat manfaatkan tempat itu tanpa kantongi ijin lingkungan yang dibutuhkan.
Menteri Lingkungan Hidup RI Hanif Faisol Nurofiq menjelaskan sekitar 33 lokasi yang lain di tempat hilir sungai, yang berada di daerah Pucuk, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, memperlihatkan pertanda ada pelanggaran hukum lingkungan.
“Kami akan selekasnya meningkatkan status kasus ini ke tahapan penyidikan, ingat keadaan alam secara kuat memberikan indikasi jika peralihan-perubahan dalam rencana tata ruangan mengakibatkan banjir,” tutur Hanif dalam peninjauan itu.
Dikutip dari situs slot gacor mgo777, dia sampaikan jika semua peralihan berkaitan peranan tempat harus disokong oleh analitis ilmiah yang dalam, khususnya di zone-zona hilir sungai yang berperan sebagai tempat tangkapan air tanah.
Berdasar data KLH, selebar 15.000 hektar tempat di tempat hilir Sungai Ciliwung semestinya didistribusikan untuk teritori lindung, taman nasional, rimba produksi, sumber mata air, dan pemukiman terbatas. Tetapi, semenjak 2022, sekitaran 8.000 hektar tempat sudah dialih-fungsi untuk maksud budi daya tanaman dan pemukiman.
Disamping itu, tempat selebar 3.203,24 hektar di tempat hilir sungai sudah alami kemunduran krisis, yang memunculkan dampak negatif tanah longsor dan erosi sampai 180 ton per hektar tiap tahunnya.
Banjir yang terjadi belakangan ini, yang dipacu oleh melimpahnya sungai Ciliwung dan Cisadane yang berhulu dari daerah Pucuk, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, sudah berpengaruh pada Jakarta dan beberapa kota satelit disekelilingnya mulai Selasa (4/3) sampai Rabu (5/3).
Musibah itu mengambil tiga nyawa, memaksakan penyelamatan besar, dan mengusik kegiatan usaha, khususnya transportasi barang.